Pentingnya Terapkan Gaya Hidup Sehat juga Skrining Sejak Dini untuk Cegah Kanker Paru

  • azzar
  • Nov 17, 2023
Pentingnya Terapkan Gaya Hidup Sehat juga Skrining Sejak Dini untuk Cegah Kanker Paru

altmantransportlogistics.com – Kanker paru adalah penyakit bukan menular, tetapi sangat serius lantaran dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup juga kematian.

Pembentukan jaringan atau tumor ganas di tempat paru mengganggu fungsi paru serta dapat menyebar ke organ lain, terutama otak kemudian tulang.

Ada beberapa faktor risiko yang mana berhubungan langsung dengan kanker paru yang mana dapat diatasi untuk mencegahnya.

Executive Director di dalam Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), Prof. Dr. Elisna Syahruddin, Sp.P(K), Ph.D., mengatakan Faktor risiko itu termasuk polusi udara yang dimaksud disengaja, seperti asap rokok yang mana dihasilkan oleh perokok. Selain itu, polusi udara yang digunakan tak disengaja, seperti perokok pasif atau paparan polusi tinggi dalam tempat kerja atau daerah tinggal, juga berperan.

Kanker paru juga memerlukan waktu lama untuk menunjukkan gejala, sehingga pasien sering datang ke spesialis paru pada stadium lanjut. Namun, dengan beberapa metode, kanker paru dapat dideteksi pada stadium awal, memungkinkan tindakan yang tersebut dapat menghentikan perkembangan penyakit.

“Mendeteksi kanker paru-paru secara dini sangat penting, sebab gejala sering muncul ketika penyakit sudah dalam stadium lanjut. Gejala ini meliputi batuk yang persisten, nyeri dada, juga kesulitan bernapas yang digunakan tak membaik dengan pengobatan. Meskipun kanker paru adalah kondisi serius, kemajuan dalam perawatan medis memberikan harapan, kemudian berhenti merokok serta meminimalkan paparan risiko sangat penting untuk pencegahan,” ujar Elisna dalam keterangan resmi yang dimaksud diterima Suara.com, Kamis (2/11/2023).

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker kemudian Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Theresia Sandra D. Ratih, MHA menuturkan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan tak semata-mata dalam pengobatan kanker paru-paru saja, namun juga pembiayaan skrining untuk deteksi dini juga ditanggung oleh pemerintah.

Hal ini sesuai dengan mekanisme pembiayaan kapitasi yang mana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023, tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program JKN.

Sasaran skrining ditujukan bagi usia 45-71 tahun dengan kriteria perokok berpartisipasi atau pasif atau berhenti merokok kurang dari 15 tahun. Lalu miliki riwayat kanker paru pada keluarga yakni, ayah, ibu, dan juga saudara kandung. Serta dengan atau tanpa disertakan dengan gejala respiratori ringan.

“Puskesmas melakukan deteksi dini lewat analisa mendalam untuk melihat kemungkinan risiko tinggi. Jadi ketika ke dokter pasien akan ditanya untuk skrining serta dijalankan diagnosis lebih lanjut mendalam untuk melihat apakah pasien masuk dalam risiko rendah, sedang atau tinggi,” ungkap dr Sandra.

Jika peserta JKN miliki hasil skrining kanker paru resiko tinggi dari Puskesmas, lanjut Sandra maka mereka akan dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) untuk konsultasi lebih lanjut lanjut dengan dokter Spesialis Paru atau Penyakit Dalam, dimana mereka dapat melakukan pemeriksaan rontgen toraks Low Dose CTScan (LDCT) sebagai skrining lanjutan atau deteksi dini kanker paru.

Skrining lanjutan atau deteksi dini kanker paru ini ditanggung BPJS satu kali dalam setahun bagi peserta JKN yang dimaksud memiliki hasil skrining questionair kanker paru resiko tinggi agar mendapatkan diagnosa dalam stadium awal untuk meningkatkan keberhasilan upaya pengobatan.

Sementara itu, pada awal tahun, AstraZeneca telah lama menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan untuk mengupayakan pencapaian program perubahan fundamental kesehatan pemerintah dan juga sejak saat itu telah lama memperkuat peluncuran kemudian sosialisasi program nasional skrining kanker paru serta mendidik para pemuda mengenai risiko merokok dan juga perokok pasif melalui AstraZeneca Young Health Programme.

AstraZeneca Young Health Programme adalah inisiatif global yang tersebut bertujuan untuk memberdayakan para pemuda agar dapat memproduksi pilihan informasional terkait kesehatan kemudian kesejahteraan mereka, dengan fokus khusus pada penyakit bukan menular.

President Director AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon, mengatakan, AstraZeneca Young Health Programme di dalam Indonesia sudah mencapai kemajuan yang tersebut luar biasa sejak 2018, mencapai hasil yang signifikan.

Selama periode ini, program hal tersebut sudah melatih 927 pendidik sebaya yang tersebut telah lama berperan penting dalam memberikan manfaat langsung bagi lebih tinggi dari 59.000 pemuda juga lebih besar dari 5.000 orang dewasa. Selain itu, dampak YHP telah terjadi berdampak pada masyarakat, memberikan manfaat bukan langsung bagi lebih banyak dari 525.000 pemuda kemudian lebih lanjut dari 595.000 anggota masyarakat.

Menurut Se Whan, hasil yang tersebut nyata di tempat kalangan pemuda sangat menjanjikan. Proporsi pemuda yang bukan perokok meningkat 5% dari yang tercatat selama baseline pada evaluasi final, dan juga ada peningkatan sekitar 16% pemuda melaporkan bukan mengonsumsi alkohol dibandingkan dengan yang tersebut tercatat selama baseline.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *