Jakarta – Pemimpin bidang keamanan siber global, Palo Alto Networks berkomitmen untuk membantu keamanan siber pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di area area Indonesia seiring dengan makin pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kemudian mesin pembelajar (ML).
Wakil Presiden untuk ASEAN di dalam tempat Palo Alto Networks Steven Scheurmann dalam pernyataan pada Jakarta, Rabu, mengatakan masih banyak UKM yang yang disebut menganggap keamanan siber sebagai inisiatif sesaat sehingga rentan terhadap ancaman penjahat siber.
"Kami memantapkan misi kami untuk memberdayakan UKM dengan postur keamanan siber yang digunakan tambahan banyak kuat, dengan menyadari peran penting dia sebagai salah satu tulang punggung perekonomian dalam dalam Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, keberadaan UKM sangat bernilai bagi rakyat lokal juga perekonomian nasional, tetapi pelaku usaha yang tersebut disebut bukan mempunyai sumber daya serta keahlian memadai untuk menyediakan keamanan siber lalu juga mengimbangi para aktor jahat.
"Sangat penting untuk diingat bahwa UKM, seperti halnya organisasi yang hal itu lebih lanjut tinggi besar, mempunyai data berharga yang mana dimaksud dicari oleh para penyerang siber untuk mendapatkan keuntungan finansial," ujarnya.
Scheurmann turut menegaskan langkah-langkah keamanan tradisional belaka bukan lagi memadai untuk memerangi serangan siber canggih seperti phishing, serangan ransomware, kampanye jahat, lalu banyak lagi.
Selain itu, kehadiran malware tingkat lanjut yang digunakan yang disebut dapat berubah bentuk untuk menghindari deteksi tidaklah ada sanggup jadi diantisipasi dengan hanya saja cuma menggunakan pendekatan tradisional berbasis tanda tangan.
"Hanya pembelajaran mesin yang dimaksud digunakan dapat mengatasi semakin banyaknya tantangan dalam keamanan siber, untuk meningkatkan solusi keamanan, mendeteksi serangan yang tersebut mana tidaklah dikenal, lalu mendeteksi serangan tingkat lanjut, termasuk malware polimorfik," ujarnya.
Oleh dikarenakan itu, AI serta ML memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan siber untuk UKM dengan menyediakan deteksi ancaman tingkat lanjut, manajemen kerentanan proaktif, juga juga kemampuan respons insiden otomatis.
Dengan menganalisis kumpulan data yang tersebut dimaksud sangat besar dari informasi serangan historis kemudian memanfaatkan umpan intelijen ancaman waktu nyata, sistem AI dapat mendeteksi kemudian menilai kesempatan serangan dengan akurasi kemudian juga kecepatan yang dimaksud mana lebih tinggi lanjut tinggi.
Berbagai antisipasi hal yang memungkinkan tim keamanan siber untuk merespons dengan cepat, meminimalkan kerusakan, serta juga mencegah pelanggaran data.
Ia menyakini kegiatan perusahaan yang tersebut berukuran kecil serta mempunyai sumber daya terbatas dapat membangun postur keamanan siber yang digunakan tangguh, sehingga sulit ditembus oleh ancaman dari luar, asalkan ada budaya keamanan yang mana dimaksud kuat dalam area dalam perusahaan.
"Visibilitas holistik, pendekatan zero-trust, serta integrasi AI akan membantu menegaskan bahwa UKM dapat meningkatkan keamanan cloud mereka untuk melindungi dari ancaman saat ini serta masa depan, di tempat tempat mana pun dia memilih untuk bekerja," kata Scheurmann.
Sebelumnya, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengemukakan adanya kemungkinan kerusakan atau gangguan keamanan siber sebagai dampak dari lompatan teknologi yang dimaksud yang diprediksi mampu mengubah pola pencarian data secara signifikan pada tahun 2029.
Berbagai aktivitas kejahatan siber hal hal tersebut dapat mengakibatkan beberapa dampak juga kecemasan yang digunakan dimaksud meliputi kerugian finansial, gangguan terhadap bisnis, pencurian kekayaan intelektual, hingga pelanggaran privasi.
Sementara itu, Laporan Kondisi Keamanan Siber di dalam dalam ASEAN tahun 2023 menyatakan bahwa integrasi AI merupakan salah satu strategi utama yang dimaksud diadopsi secara masif oleh organisasi-organisasi teknologi pada tempat seluruh ASEAN.
Khusus dalam Indonesia, terdapat sekitar 70 persen organisasi yang mana digunakan sedang mempertimbangkan adanya integrasi AI, sehingga menjadikan jumlahnya tertinggi di area dalam ASEAN.