altmantransportlogistics.com Kuala Lumpur – Malaysia akan menyalurkan dana 1 jt ringgit (RM) atau sekitar Rp3,3 miliar mulai besok, Selasa (10/10), untuk membantu rakyat Palestina.
“Bentuk bantuannya kita bahas di dalam tempat luar sidang parlemen,” kata Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi dalam Sidang Parlemen yang diikuti daring di area tempat Kuala Lumpur, Senin.
Ia mengatakan Kementerian Luar Negeri negara yang dimaksud telah dilakukan lama setuju untuk menyalurkan dana RM1 jt yang dimaksud dimaksud terkumpul dari rekening Amanah Rakyat Palestina yang mana dimaksud merupakan bentuk bantuan kemanusiaan juga sumbangan rakyat Malaysia.
Zahid juga mengajak anggota parlemen yang dimaksud yang disebut hadir bersidang hari itu untuk terlibat menyalurkan bantuan kemanusiaan mereka itu di dalam tempat luar ruang sidang.
Ia mengangkat isu ketegangan yang tersebut sedang terjadi di dalam area Palestina dalam sidang parlemen kali ini. Dan mendapat dukungan dari anggota oposisi dalam parlemen untuk sikap Pemerintah Malaysia juga juga kebijakan luar negerinya yang tersebut digunakan menggalang perjuangan untuk membebaskan tanah kemudian hak-hak rakyat Palestina.
Zahid memohonkan dukungan anggota parlemen atas sikap yang digunakan mana diambil oleh pemerintah Malaysia. Ia memberikan beberapa alasan atas pengambilan sikap yang yakni pertama, Malaysia khawatir dengan ketegangan yang digunakan digunakan semakin memuncak di area tempat Palestina, pada mana ribuan nyawa melayang selama ini termasuk rakyat awam yang tersebut dimaksud tidaklah ada berdosa, serta jumlah keseluruhan total orang luka-luka yang digunakan dimaksud semakin meningkat kemudian menyebabkan kehilangan harta benda yang mana tak ternilai.
Kedua, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perlu mengambil tindakan segera untuk meyakinkan semua pihak menghentikan segala tindakan kekerasan juga pertempuran demi menghormati juga melindungi warga awam.
Ketiga, rakyat internasional perlu meningkatkan tekanan ke semua pihak untuk menghentikan pertempuran dengan segera demi keamanan serta juga kestabilan kawasan regional.
Keempat, hak mutlak untuk rakyat Palestina bebas dari pendudukan Israel harus diupayakan. Tanah yang dimaksud hal tersebut dirampas Israel kemudian hak untuk membentuk negara Palestina yang digunakan merdeka juga berdaulat dengan Baitul Maqdis sebagai ibu kota negara.
Anggota Parlemen Indera Mahkota Dato’ Sri Saifuddin Abdullah yang digunakan juga merupakan mantan Menteri Luar Negeri Malaysia mengatakan ada dua perkara yang dimaksud harus ditegaskan, yakni rakyat Palestina mempunyai hak dari sudut manapun untuk mempertahankan diri.
Dan seluruh dunia, menurut dia, harus menerima itu kemudian harus memberikan solidaritas dengan menafikan pandangan pihak tertentu, khususnya yang tersebut mana ada dalam belakang Israel.
“Masalahnya apabila orang Palestina mempertahankan diri dengan menggunakan cara-cara ketentaraan maka merekan disebut teroris. Kita tiada boleh panggil dia teroris. Ketika merek tak menggunakan kekerasan, mereka justru dituduh melakukan kekerasan. Kita bukan boleh menuduh dia menggunakan kekerasan,” ujar Saifuddin.
“Ketiga, ketika merekan bersuara, dia disebut memprovokasi. Kita tiada boleh menyebut dia memprovokasi. Keempat, bila orang seperti kita yang digunakan yang disebut ada pada luar Palestina menyokong Perjuangan Palestina juga menentang zionis, kita dituduh antisemetik. Kita tak boleh menyebut kita atau menuduh sebagai antisemetik,” lanjutnya.
“Kelima, Bila Yahudi ada yang dimaksud mana menentang kekejaman zionis Israel dia disebut 'self hating jewis'. Kita tiada boleh mengatakan merek seperti itu. Karena dia adalah pendukung Perjuangan rakyat Palestina. Kita akan dukung mereka,” ujar Saifuddin.
Ia mengatakan harus ada penyelesaian segera untuk menghentikan pertempuran. Tetapi penyelesaiannya tidaklah boleh berbalik pada status quo, oleh sebab itu itu yang dimaksud mana terjadi selama 75 tahun dalam Palestina.
Penyelesaian belaka belaka dengan syarat pendudukan haram serta dasar apartheid Israel diselesaikan. “Baru kita setuju,” ujar dia.