Kasus Cacar Monyet pada Indonesia Tembus 30 Pasien, Semuanya Laki-laki

  • azzar
  • Nov 17, 2023
Kasus Cacar Monyet pada Indonesia Tembus 30 Pasien, Semuanya Laki-laki

altmantransportlogistics.com – Dokter ungkap kasus cacar monyet atau monkeypox di area Indonesia tembus 30 orang. Dari total 30 pasien seluruhnya merupakan lelaki serta mayoritas penularan melalui aktivitas hubungan seksual. 

Fakta ini diungkap langsung Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Penyakit Tropik kemudian Infeksi, dr. Robert Sinto, SpPD, K-PTI berdasarkan data global dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO per 25 Oktober 2023 dari 91 ribu kasus positif, 96 persen pada antaranya merupakan lelaki.

“Di Indonesia sekarang (kasus cacar monyet) 100 persen kasus adalah lelaki. Rentang usianya di tempat dunia 29 hingga 40 tahun usia periode seksual aktif. Di Indonesia juga sama, kisaran usia 20 hingga 50 tahun sampai seksual aktif,” papar dr. Robert melalui webinar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kamis (2/10/2023).

Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet (Monkey pox). (unsplash/rodney james)
Ilustrasi Penyakit Cacar Monyet (Monkey pox). (unsplash/rodney james)

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit virus zoonosis atau virus ditularkan dari hewan ke manusia, yang digunakan dapat sembuh sendiri.

Monkeypox disebabkan oleh virus monkeypox, yakni anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae, yang umumnya terjadi di tempat Afrika Tengah juga Afrika Barat sebagai negara endemis.

Dokter yang dimaksud juga staf di area FKUI RSCM itu menambahkan, pada masa kini cacar monyet sudah ada di area 116 negara, salah satunya Indonesia. Secara global, dr. Robert mengungkap penularan cacar monyet yang paling banyak ditemukan melalui hubungan seksual, dengan total 80 persen. Sisanya, penularan dari orang ke orang tanpa kontak hubungan seksual sebesar 20 persen.

“Beberapa gejala yang digunakan ditemukan 58,2 persen demam, ada ruam kulit 56 persen juga genital rash (ruam di tempat alam kelamin) 50,6 persen. Uniknya, data WHO terakhir tidaklah lagi mencantumkan hubungan apakah ini lebih banyak banyak pada orientasi MSM (lelaki berhubungan dengan lelaki) atau tidak,” kata dr. Robert.

Meski tidaklah lagi dipublikasi WHO, namun data dr. Robert menemukan 97 persen kasus mayoritas datang dari MSM atau biseksual, ditambah mereka yang digunakan terinfeksi cacar monyet 40 persen di tempat antaranya sekaligus HIV positif.

“Tapi bukan dia menempel pada HIV, sebab selama ini sering mengasosiasikan monkeypox dengan HIV. Sebetulnya kalau dilihat proporsi ini dia lebih besar dekat hubungan gay (MSM) atau biseksualnya, yaitu 98 persen ketimbang HIV-nya yaitu 40 persen. Rereta penelitian bilangan bulat proporsinya menggambarkan proporsi demikian,” beber dr. Robert.

Cacatan lain berdasarkan temuan kasus, dokter yang digunakan juga berpraktik di tempat RS PELNI ini mengatakan cacar monyet dapat terjadi bersamaan dengan penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual (IMS), tak main-main angkanya mencapai 30 persen dari total kasus dunia.

“Jadi dari sini, kalau berhadapan dengan pasien infeksi menular seksual, pikirkan juga monkeypox sebagai differencial diagnosis (diagnosis alternatif). Kalau sudah dapat mendiagnosis 1 jenis IMS jangan puas, bukan berarti tiada monkeypox, sanggup terjadico-infeksi (penularaan bersamaan) antara Monkeypox dengan IMS lainnya,” tutup dr. Robert.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *