altmantransportlogistics.com – Jamu akan segera ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kabar itu disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan juga Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid.
“Ini bocoran sedikit ya, jamu akan ditetapkan tahun ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO,” katanya, Jumat (17/11/2023).
Akhirnya jamu berhasil meraih gelar WBTB sejak 7 April 2022 lalu didaftarkan untuk kategori tersebut, bersamaan dengan enam nominasi lainnya.
Meski tidaklah merinci tanggal resmi pengumuman perolehan titel baru tersebut, Hilmar menegaskan hal itu akan dilaksanakan tahun ini, yang dimaksud mana tersisa satu setengah bulan lagi.
Hilmar mengatakan, yang dianggap sebagai Warisan Budaya Tak Benda bukan jamu dari suatu daerah tertentu, melainkan jamu secara keseluruhan, terutama tentang kemampuan rakyat untuk menciptakan jamu itu sendiri.
Seperti halnya budaya Indonesia yang lain, Hilmar mengatakan jamu adalah warisan budaya yang mana harus dijaga kelestariannya. Jamu terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang tersebut sudah pernah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi.
Budaya Sehat jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang digunakan bersifat preventif sekaligus promotif. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban warga yang dimaksud tidak ada dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara.
“Yang ditetapkan sebagai warisan itu adalah kemampuan rakyat untuk menciptakan itu, jadi bukan produknya atau bendanya, tapi keahlian orang meracik, meramu, juga itu tentu ada berbagai teknik yang digunakan digunakan, itu yang digunakan didaftarkan, pengetahuannya yang mana didaftarkan bukan produknya,” Hilmar menjelaskan.
Lebih lanjut, Hilmar menyebut tenun Indonesia juga akan segera didaftarkan sebagai WBTB, menyandang titel yang mana identik seperti Batik, yang mana telah terjadi lebih banyak dulu meraih predikat yang disebut sejak 2009.
“Sudah ada upaya untuk mendaftarkan tenun, apa kah mungkin tenun saja, atau tenun Nusantara, atau tenun hanya saja dari NTT (Nusa Tenggara Timur), kami sedang lihat itu, untuk menemukan landasan bersamanya, apa yang tersebut mau didaftarkan, lalu laporan-laporan itu yang mana sekarang kita masih dalam proses riset serta menyusun,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan harapannya tenun Nusantara secara keseluruhan,” katanya lagi. (Antara)