Cegah Masalah Mental Membelenggu Masa Depan Generasi Muda Indonesia, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Digelar

  • azzar
  • Nov 17, 2023
Cegah Masalah Mental Membelenggu Masa Depan Generasi Muda Indonesia, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Digelar

altmantransportlogistics.com – Masalah mental juga kesehatan jiwa masih perlu menjadi perhatian kritis dalam Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkapkan bahwa lebih besar dari 19 jt penduduk berusia lebih lanjut dari 15 tahun di tempat Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih lanjut dari 12 jt orang dalam kelompok usia yang digunakan mirip mengalami depresi.

Menurut Sistem Registrasi Sampel yang dimaksud diimplementasikan oleh Badan Litbangkes pada tahun 2016, terdapat data yang mana menunjukkan terjadinya 1.800 kasus bunuh diri setiap tahun, atau dengan kata lain, ada lima orang yang melakukan bunuh diri setiap hari. Dalam statistik ini, 47,7% dari korban bunuh diri berada pada rentang usia 10-39 tahun, yang tersebut mencakup anak remaja dan juga kelompok usia produktif. Angka ini memberikan gambaran kritis mengenai tantangan kesehatan jiwa, terutama di area kalangan generasi muda serta usia produktif dalam Indonesia.

Inilah yang dimaksud mendasari diresmikannya Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di area Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa 14 November 2023 sebagai respons atas tingkat urgensi isu kesehatan jiwa yang digunakan mengkhawatirkan di area Indonesia. Inisiatornya, yang tersebut terdiri dari tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Prof. Dr. FX Mudji Sutrisno, SJ., Prof. Dr. Drs. Semiarto Aji Purwanto, M.Si., Dr. Adriana Elisabeth, Dr. Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, serta Kristin Samah, menegaskan pentingnya menangani hambatan ini.

Sebelum mendeklarasikan Kaukus, para inisiator melakukan studi lalu survei secara komprehensif. Dari hasil survei tersebut, 82% responden menyatakan bahwa isu kesehatan jiwa sangat penting, sementara 12% menganggapnya penting. Studi ini juga mengidentifikasi lima urgensi kemudian tiga esensi kesehatan jiwa di dalam Indonesia, menggambarkan kerumitan hambatan ini.

Dr. Ray Basrowi, salah satu inisiator, menyampaikan bahwa urgensi pertama terletak pada dampak multisektor kesehatan jiwa terhadap produktivitas dan juga kualitas hidup seseorang. Urgensi kedua menyoroti seriusnya kesulitan pada anak, remaja, juga usia produktif. Sedangkan urgensi ketiga terkait minimnya edukasi lalu informasi yang mana tepat mengenai kesehatan jiwa.

Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di area Perpustakaan Nasional, Selasa (14/11/2023).
Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di tempat Perpustakaan Nasional, Selasa (14/11/2023).

Lebih lanjut, dua urgensi lainnya menunjukkan bahwa meskipun isu kesehatan jiwa menjadi prioritas global, belum sepenuhnya diakui sebagai prioritas pada Indonesia. Terakhir, urgensi kelima menekankan keterkaitan kesulitan kesehatan jiwa dengan persoalan ekonomi, sosial, juga budaya pada Tanah Air.

Tiga esensi kunci yang menggalakkan urgensi hambatan kesehatan jiwa meliputi stigma yang dimaksud luas terhadap gangguan kesehatan jiwa, lingkungan tidaklah ramah kesehatan jiwa di area keluarga, sekolah, juga tempat kerja, serta fenomena self-diagnostic, terutama dalam kalangan remaja, anak sekolah, kemudian pekerja.

Dari matriks isu prioritas juga esensi permasalahan kesehatan jiwa, beberapa komponen mencuat, termasuk pengaplikasian gawai tak terkontrol pada anak lalu remaja, beban generasi sandwich, pencarian jati diri, pengaruh media sosial, serta problem emosi, perilaku, dan juga kekerasan berbasis keluarga. Temuan ini mengungkap keterkaitan nilai antargenerasi dengan teknologi digital juga media sosial terhadap kesehatan jiwa anak muda Indonesia.

Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa menegaskan komitmennya untuk mengatasi krisis kesehatan jiwa. Dalam deklarasi tersebut, Kaukus menyatakan diri sebagai gerakan bersama berbasis komunitas, menekankan urgensi permasalahan kesehatan jiwa melalui advokasi, edukasi, riset, aksi pencegahan, lalu mitigasi.

Kaukus juga menyoroti pentingnya menjadikan kesehatan jiwa sebagai isu sentral kemudian prioritas dalam berbagai lapisan masyarakat. Fokusnya melibatkan hambatan kesehatan jiwa di tempat kalangan ibu serta balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, juga kelompok rentan, dengan keyakinan bahwa kesehatan jiwa berpengaruh pada aspek psikologis, ekonomi, kemudian sosial budaya.

Selain itu, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mengajak pemerintah dan juga pihak terkait untuk merancang program penanganan kesehatan jiwa sejak dini, mulai dari masa 1000 HPK hingga institusi belajar dasar dan juga menengah. Kaukus juga membantu berbagai pihak dalam berjejaring untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya kesehatan jiwa serta cara penanganannya yang tepat.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *